Pengalaman dari Bapak Indra
Sosrodjojo Director at
Andal Software.
Pada saat saya masih sering ke
kantor calon customer, saya mendengar seorang Manager yang kebetulan saya
kenal, sedang marah terhadap Kepala Bagian, karena pada saat si Kepala Bagian
dikasih tugas untuk mengerjakan sesuatu, ternyata salah. Dan Sang Manager
marah, dan mengatakan “Bagaimana sih kamu begitu saja tidak bisa?”, karena
diperlakukan seperti itu oleh Sang Manager, maka Kepala Bagian tersebut yang
kebetulan saya juga kenal, saya bertanya padanya “Terus kalau lu gak bisa apa
yang lu lakukan?” Kemudian dia mengatakan “ Ya, kalau aku nggak bisa kemudian
tanya ama bos disuruh mikir yang aku gak bisa, sedangkan yang ngerjakan kan
anak buahku, aku suruh aja anak buahku mikir dan mengerjakan.”
Sambil bercanda saya ngomong ama si
kepala bagian ini, “Jadi kalau gitu staff lu itu jabatanya manager donk, karena
mengerjakan pekerjaan manager tapi gajinya staff.” Tanpa disadari Sang Kepala
Bagian tersebut ikut tertawa. Ternyata hal ini sering terjadi di kantor, kalau
anak buahnya nanya karena tidak mengerti, dia disuruh mencari penyelesaiannya.
Pernah pada suatu saat saya datang
disuatu meeting ke customer, saya datang karena untuk memutuskan suatu hal yang
menurut saya penting, kemudian saya bertemu dengan Managernya, dan Manager
tersebut mengatakan dia tidak bisa ikut meeting, akhirnya saya tanya nanti
kalau perlu keputusan, apakah dia bisa untuk mengambil keputusan. Jawab Sang
Manager, ya dia bisa. Menurut saya keputusan yang harus diambil itu sudah
policy harusnya ada di level Manager, dan memang benar akhirnya meeting itu
tidak bisa mengambil keputusan.
Saya pernah mengalami di posisi
seperti itu, pada saat awal mendirikan Andal Software, kalau orang berbuat
salah, saya marah, dan akibatnya mereka takut. Kalau terjadi sesuatu yang tidak
dikehendaki, saya tidak akan tahu karena mereka takut untuk mengatakan pada
saya. Perusahaan berkembang karena kekuatan saya sendiri, saya yang memikirkan,
memerintah dan mengawasi cara mereka bekerja. Perkembangan orang-orang di Andal
Software pada saat itu terasa sangat lambat. Saya sering bertanya di dalam
hati, kalau skala Andal Software yang masih kecil aja sulit untuk diatur,
bagaimana kalau perusahaan ini menjadi besar? Bagaimana caranya perusahaan
besar itu mengelola perusahaannya?
Dari pertanyaan-pertanyaan inilah
saya mulai belajar apa yang disebut dengan leadership,
dan saya juga banyak membaca buku, dan ternyata saya memerlukan waktu sekitar 6
tahun untuk membenahi perusahaan dari sisi orangnya. Agar orang -orang di Andal
dapat berpikir seperti apa yang saya pikirkan saya harus dapat melakukan
transfer knowledge, secara perlahan saya menggeser peran saya, yang tadinya
saya menyuruh mereka, sekarang saya memberikan arah dan mereka yang
mengerjakan, kalau mereka menemui kesulitan, saya akan membantu mereka.
Sehingga kalau saya lihat pertumbuhan mereka secara pribadi cukup pesat.
Pelajaran yang saya dapatkan
Untuk menumbuhkan orang, kita perlu
memberikan ruang gerak, sehingga mereka dapat melakukan kreasi dan juga room
for error. Di bagian accounting juga diberikan ruang gerak, agar dapat membuat
atau memonitor pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat lagi. Dari kesalahan yang
mereka buat, biasanya kita mempunyai kesempatan untuk memperbaiki sistem.
Pada saat saya mulai menyalahkan
orang, saya sadar dan saya harus melihat diri saya sendiri apa yang saya harus
lakukan? Tanpa harus menyalahkan orang lain.
No comments:
Post a Comment