Bagaimana ciri-ciri atasan yang sulit?
- Tidak memahami arahan perusahaan
- Perintahnya berganti-ganti
- Moody
- Gampang marah/tersinggung
- Insecure
Jika Anda adalah seorang atasan, baca Kepemimpinan (Leadership) untuk menjaga motivasi dan hubungan dengan anak buah Anda. Jika atasan Anda adalah seorang yang sulit, berikut tips-nya:
- Rajin mencatat perintah dan aktivitas di kantor
Jika atasan Anda pagi hari memberi perintah A, lalu siangnya berubah menjadi B, dan sorenya berubah menjadi C, penting bagi Anda untuk mencatat atau mendokumentasikan perintah dan aktivitas Anda bersama atasan. Jika perintah diberikan secara lisan, segera kirim email konfirmasi kepada atasan Anda, baik yang sifatnya notulensi maupun laporan. Ini untuk melindungi diri Anda. - Bantu atasan Anda memberi arahan yang lebih baik
Adalah hal yang penting untuk tetap akur dengan atasan, sesulit apapun karakternya. Bantu atasan Anda “membuka mata” dan cari tahu bagaimana Anda dapat membantunya supaya dapat memberikan arahan yang lebih baik. Tak jarang atasan kita juga mengalami masalah yang sama dengan atasannya. - Pahami objectives Anda
Dalam ilmu HR, yang harus diimplementasikan adalah shared objectives, yaitu setiap elemen di dalam organisasi memiliki dan memahami objectives masing-masing bagi perusahaan. - Minta saran dari rekan lain
Jika atasan Anda pernah memimpin atau satu tim dengan rekan lain, tidak ada salahnya meminta masukan darinya. Dapatkan tips berharga dari mereka. - Pendekatan kultur
Pendekatan kultur bisa sangat membantu. Jika kita memahami kultur atau kebiasaan atasan, niscaya kita akan mampu berkomunikasi dengan lebih baik dan menemukan harmonisasi kerja.
Jika kelima tips di atas tidak membawa hasil, berikut tiga langkah berikutnya:
- Lakukan audit
Cek dengan rekan kerja yang lain apakah mereka juga merasakan frustrasi yang sama. Ada berapa orang yang “bernasib” sama? Jika memang jumlahnya cukup signifikan, maka Anda bersama rekan-rekan yang senasib bisa menemui atasan dari atasan Anda dan menceritakan keluh kesah Anda. - Menghadap HR
Jika langkah pertama di atas tidak membuahkan hasil, Anda bisa menghadap HR dengan membawa bukti-bukti yang akurat. Jika memang yang dilakukan atasan Anda termasuk dalam kategori office bullying, Anda berhak menghadap HR. - Resign Resign adalah jalan terakhir yang benar-benar harus Anda pikirkan baik-baik secara matang. Jangan buru-buru mengambil keputusan untuk berhenti. Rugi kalau Anda yang keluar padahal bos Anda yang tidak kompeten. Anda bekerja untuk perusahaan, bukan untuk atasan Anda.
1 comment:
rata rata karyawan bilang bos galak. :D
Post a Comment